Hazel to Amber


“Lembaran-lembaran buram yang penuh kenangan”

Tahukah kamu tentang cerita cinta sang biji kapas yang terbang seperti malaikat? Tahukah kamu bahwa biji-biji kapas itu menempuh perjalanan yang begitu jauh? Tahukah kamu bahwa mereka hanya mampu menunggu kedatangan dari bagian-bagian sejarah dalam perjalanan mereka? Mereka harus menunggu datangnya angin bertiup untuk membawa serabut kapas mereka terbang. Dan ketika angin mulai menerbangkan mereka, serabut-serabut kapas itu seolah berdo’a agar tak ada satu pun dari serat mereka yang hancur, agar mereka tetap melekat kuat di biji hitam kelamnya. Namun ketika angin berhenti, lambat laun mereka akan jatuh, jatuh dengan sendirinya. Ketika itulah penantian panjang mereka dimulai. Mereka harus menunggu kedatangan hujan untuk kembali berkecambah dan tumbuh.


Mungkin cinta ini tak jauh berbeda dengan biji-biji kapas itu. Cinta ini terbang ke tempat yang begitu jauh. Mengiringi dan membawa perjalanannya ke tempat yang tidak ia kenal. Tahukah kamu bahwa biji-biji kapas yang terbang itu seperti cintaku yang tidak pernah menyerah, seperti perasaan yang tidak pernah berubah? Akan terus terbang meski tidak tahu arah. Tahukah kamu bahwa biji-biji kapas yang menanti kedatangan air itu seperti cintaku yang tidak pernah lelah untuk menunggu, selalu berharap untuk pertemuan kita? Akan terus menunggu seakan tidak takut termakan waktu. Aku sendiri bahkan tidak bisa menerka kapan penantian ini berakhir, kapan pertemuan kita kembali dimulai. Aku juga tidak bisa menebak kapan rasa cinta ini menemukan waktu berlabuhnya, meski aku telah mendapati dermaga yang begitu tenang, di dalam diri kamu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Egoku

A for Awesome ULM

Kilas Balik 2020