Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

Jilid Dua

Gambar
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang atas berkat dan rahmat dari-Nya, saya berhasil menyelesaikan buku ini tepat waktu. Tak lupa Shalawat dan salam selalu tercurah pada junjungan Nabi Besar kita Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam beserta keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman. Jilid Dua ini saya tulis atas keberlanjutan dari potongan-potongan cerita pada serial sebelumnya. Meskipun tidak diperuntukkan secara khusus untuk seseorang, saya harap buku ini bisa memberi banyak kebaikan bagi saya dan bagi siapa saja yang ingin membacanya. Tak luput pada kesempatan ini pula saya ucapkan terimakasih untuk para pembaca yang telah meluangkan waktunya; bersinggah pada satu buku sederhana berjudul   Jilid Satu. Semua apresiasi, masukan, saran, dan kritikan yang pembaca berikan, telah membenahi semua aspek kepenulisan saya pada jilid berikutnya di serial kedua kali ini. Akhir kata, saya harap semoga buku ini bisa memberi manfaat bagi kita semua. Kiranya
Gambar
“Kamu membuat semuanya menjadi terlalu dramatis.” ucapku yang disambut gelak tawa dari Gema. “Tidak ada rindu yang dibuat-buat, Al. Semua orang akan mengalami hal itu.” katanya setelah selesai tertawa, “Bahkan Faisal yang berbadan kekar saja bisa menangis tersedu-sedu hanya karena seorang Ibu.” Pulang

Buat Satya; Sobat Selekat Gula Jawa

“Kamu adalah perempuan paling egois dan paling keras kepala yang pernah aku kenal.” Pernah gasih, kalian punya sohib yang siap sedia nemenin kalian ke mana aja, nemenin kalian dalam keadaan apa aja, selalu siap sedia buat kalian kapanpun kalian butuh? Pernah gasih, setelah sekian lama punya sohib yang kayak gitu, tiba-tiba kalian ngerasa kalian harus selesai? Ngerasa kayak ga guna lagi, gitu? Setelah  bubar  ama Satya beberapa bulan yang lalu, masing-masing dari kita akhirnya sadar. Bahwa kita harus ngejelasin alasan kenapa kita harus berakhir. Semua kesalahan dan sifat kekanak-kanakan kita yang terbawa emosi, perlahan akhirnya meluruh juga. Dari semua serah terima permintaan maaf itu, masing-masing dari kita nerima pelajaran baru. Entah apa yang Satya terima karena kita janjian buat posting ceritanya barengan,  so I haven’t read it, yet . Perpisahan ini kayak upacara refleksi diri atas kekeliruan apa aja yang udah aku lakuin ke dia atau aku lakuin ke diri aku sendir