Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Sebelum Memulai, Sesudah Dimulai

Gambar
(Tanggapan Berupa Essay Kecil untuk Kelompok 3 Statistik Inferensial S2 Pendidikan Fisika UM, September 2021) Kini sampailah kita pada tahap mengolah data, Serupa dengan makanan yang kerap kita hidangkan di atas meja, Ada beragam cara mengolah menu makan harian keusakaan, Ada yang diolah dengan cara digoreng saja, Ada yang direbus hingga uapnya habis tak tersisa, Ada pula yang dikukus hingga asapnya menyesakkan udara, Ada juga yang dibakar di atas bara api yang menyala.   Sebut saja kita ingin merebus daun pandan, Tentu sebelum digunakan, dia terlebih dahulu dibersihkan, Dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran, Dan memastikan bahwa daunnya layak dijadikan pewarna makanan,   Tidak jauh berbeda dengan data-data yang ada di depan mata, Ada ketentuan-ketentuan yangsenantiasa mengikatnya.   Mengolah data memang bukan perkara sembarangan, Harus ada syarat-syarat yang terlebih dulu dilakukan, Bukan dengan membaca mantra atau menggelar ritual semacamnya, Tapi dengan uji prasyarat yang jumlah

Teliti Memilih; Siapa yang akan Kita Teliti

Gambar
(Tanggapan Berupa Essay Kecil untuk Kelompok 5 Metpen Kuantitatif S2 Pendidikan Fisika UM, September 2021) Sukarkah kita menentukan siapa yang akan dijadikan subjek penelitian? Tentu bukan perkara gampang untuk menjadikan seluruh warga negara sebagai subjek uji coba. Mengingat, kita, manusia, juga punya keterbatasan. Mulai dari keterbatasan waktu, tenaga, dana, dan juga pikiran.   Maka dari itu, mungkin kita bisa menentukan secara bebas saja. Misalnya dari seluruh remaja di kota A, Kita bisa memilih hanya sebagian besar dari mereka, Tidak perlu seluruh remaja, Cukup ambil sampel dari seluruh populasi yang ada.   Agar lebih mudah tentunya, Kita gunakan teknik ternama, Non probability sampling namanya. Kita anggap semua orang dalam populasi itu sama, Sehingga sampel yang kita peroleh telah mampu mewakili; masalah atau karakterisitik pada populasi yang tengah kita kaji.   Teknik pada non probability sampling juga sangat beragam, Ada yang bersifat random, dan ada pula yang bersifat strara,

Ujian Kita; Menguji Mereka

Gambar
(Tanggapan Berupa Essay Kecil untuk Kelompok 2 Statistik Inferensial S2 Pendidikan Fisika UM, September 2021) (Fauzia Dwi Sasmita_210321868017) Sebelum turun lapangan, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, Sebut satu di antaranya ialah validitas instrumen penelitian, Lalu ada yang bertanya, mengapa itu penting dilakukan?   Mari bernapas sejenak, akan sedikit kujelaskan. Ternyata validitas punya urgenitas pada apa yang akan kita dapatkan, Dia menyatakan kebermaknaan, kemanfaatan, dan ketepatan. Maka, boleh jadi data kita nampak begitu meyakinkan, Namun selama instrumennya tidak menunjukkan validitas yang sesuai, Maka data-data kita akan sulit dipercaya hingga berakhir usai.   Selain memastikan valid secara rasional dan logis, Tidak kalah penting juga memastikan valid secara empiris. Valid secara logis; instrumen mampu menggambarkan fenomena secara akurat dan presisi, Valid secara empiris; instrumen mampu menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasi.   Di samping validitas, Tida

Beretika dan Berupaya Menjunjungnya

Gambar
(Tanggapan Berupa Essay Kecil untuk Kelompok 4 Metpen Kuantitatif S2 Pendidikan Fisika UM, September 2021) (Fauzia Dwi Sasmita_210321868017) Ternyata etika bukan hanya sebatas cara hidup bertetangga, Bukan pula sekedar aturan berdampingan dalam keluarga, Etika sejatinya adalah kaidah, norma, dan panduan, Untuk bertahan dan menjalani kehidupan.   Etika kental dengan kesopanan, begitu pandangan masyarakat kita, bukan? Serupa halnya dalam sebuah penelitian, Etika juga dijunjung tinggi, Bak raja pemimpin negeri. Yang dihormati tanpa diskriminasi.   Sekarang pertanyaannya sederhana, Sudah kita beretika saat menyajikan data? Apakah kita telah bersikap terbuka pada pandangan yang berbeda? Sejauh mana legalitas, integritas, dan objektivitas yang selama ini kita elu-elukan? Apakah ketelitian dan kejujuran yang kita miliki dapat dipertanggungjawabkan?   Ingat, kita tidak sendirian, Bukan kita seorang yang ingin penghargaan, Kita  punya rekan. Rekan sesama yang juga berhak menerima pengakuan.   J

Memilih Masalah, Memilah Pertanyaan

Gambar
(Tanggapan Berupa Essay Kecil untuk Kelompok 3 Metpen Kuantitatif S2 Pendidikan Fisika UM, September 2021) (Fauzia Dwi Sasmita_210321868017) Katanya, masalah ada di ma-mana, Sehingga wajar jika penelitian terus dilakukan manusia, Dari negara terkebelakang, berkembang, hingga negara maju adi daya Selalu ada segudang pertanyaan tentang ” bagaimana”, “apa”, dan “mengapa ”   Tidak melulu soal politik dan perebutan tahta, Kini negara dipenuhi oleh rasa ingin tahu tentang dunia, Seperti isu sosial, kesehatan, kebudayaan, dan pendidikan; contohnya. Akan kita temukan mereka-mereka yang sibuk mencari tahu hubungan, Akan kita jumpai mereka-mereka yang gemar menganalisis perbedaan, Bahkan mungkin akan menjadi lumrah bagi kita mendapati mereka yang senang menemukan.   Sayangnya, penelitian bukanlah ajang lari cepat bak lomba tujuh belasan, Dia adalah proses panjang yang menuntut banyak kesabaran, Kita akan diresahkan oleh desain macam apa yang akan kita gunakan, Kepala kita akan dipusingkan oleh j

Menyoroti Filsafat Positivisme dan Post-Positivisme pada Desain Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Gambar
  (Tanggapan Berupa Essay Kecil untuk Kelompok 2 Metpen Kuantitatif S2 Pendidikan Fisika UM, September 2021) (Fauzia Dwi Sasmita_210321868017) August Comte, pelopor Positivisme, Berpijak pada naturalisme, Dengan menunjung realitas alam semesta, Dia percaya bahwa sains memudahkan cara pandang kita terhadap dunia.   Dia mengangkat tinggi pandangan penelitian kuantitatif, Menolak keras segala hal berbau metafisik, Serta menghindari spekulasi dan dugaan tidak beralasan. Karena baginya, Segala hal harus berlandaskan data, fakta, dan realitas di depan mata, Karena jika tidak, maka tidak ada satu pun yang bisa dipercaya.   Kuantitatif menawarkan ragam cara untuk manusia agar lebih mengenali dunianya, Sebut saja survey sederhana untuk mengetahui apa cara belajar fisika yang paling disenangi oleh anak muda saat dia sedang jatuh cinta, Bisa pula dengan cara deskriptif untuk menyatakan berapa lama waktu belajar anak muda yang tengah dimabuk asmara, Bahkan bisa secara

Menyoroti Paradigma Epistemologi Pragmatisme dan Realitas Sosial Pendidikan

Gambar
  (Tanggapan Berupa Essay Kecil untuk Kelompok 1 Metpen Kuantitatif S2 Pendidikan Fisika UM, September 2021) (Fauzia Dwi Sasmita_210321868017) Salah satu paradigma penelitian pendidikan ialah pandangan epistemologi pramagtisme terhadap lingkungan sekitarnya. Ini merupakan salah satu pandangan yang menurut saya paling mencolok terhadap dunia pendidikan, karena pada hakikatnya setiap penelitian yang dilakukan tentu harus memberikan kebermanfaatan, khususnya bagi lingkungan sekitar (sekolah, ruang kelas). Mengingat hal tersebut perlu digaris bawahi bahwa setiap penelitian pendidikan yang dilakukan hendaknya mengarah pada tujuan kontribusi terhadap pendidikan itu sendiri, serta berdampak terhadap ilmu pendidikan melalui praktik-praktik pengajaran. Ternyata lingkungan sosial dianggap tidak memiliki eksistensi terlepas dari makna yang telah dibangun individu. Contohnya ialah bintang emas di kertas siswa, peneliti mungkin menganggapnya sebagai contoh umpan balik guru kepada siswa. Guru mungki