Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Close By Virus

Ini dibikin pas tugas Biologi kelas X kemarin xD tugas tahunan dari Bpk. Sugianoor :) Buat yang pernah menghabiskan masa SMA pasti gak bakal lupa sama materi biologi yang satu ini. Enjoy it! Siang itu aku kembali terududuk diam begitu mendapati sosok anak laki-laki dengan seragam putih abu-abunya tengah berdiri tegap didepan kelas seraya menjelaskan materi virus yang sebelumnya telah dijelaskan Pak Budi. Jabatannya sebagai  ‘Reviewer’  untuk bahan ulanagan memang menjadi hal yang paling berkesan untukku. Dan entah ada berapa banyak hal yang tak ku mengerti tentangnya. Tentang cara dia menjelaskan materi, tentang cara dia membuat  ‘perangkap’  untuk menjebakku lewat tatapan teduhnya, dan terutama tentang cara dia tersenyum padaku. Namun dari semua hal tentangnya itu, aku lebih tidak mengerti tentang materi virus, sangat tidak mengerti. “Jadi, bagian tubuh bakteriofag yang melekat atau menempel di daerah reseptor itu adalah bagian ekornya.” jelas Reza seraya mengarahkan p

Argumen Gema

Sore itu langit bergemuruh seraya mengumpulkan awan-awan kelabunya. Tak lama kemudian kaki langit terlihat gelap, rintik-rintik hujan mulai berjatuhan dan tempiasanya mulai mengenai teras halte. Puluhan para pejalan kaki mulai memadati kursi panjang di dekat tiang kayunya. Aku terdiam menatap sebuah banner yang berdiri tegak di dekat pohon trembesi. Korupsi, deritakan penduduk bangsa, hancurkan nama negara! Sebenarnya banner itu hanya sebatas pajangan bulanan yang akan diganti setiap tanggal sepuluh. Bagiku himbauan semacam itupun sudah terlalu basi, ku temukan hampir di setiap sudut jalan, namun jumlah koruptor justru meningkat setiap tahunnya.  Percuma saja,bukan?   “Tya!” aku menarik napas panjang begitu Gema berteriak di dekat telingaku. Pemuda itu seakan menganggap halte umum ini sebagai hutan wilayah miliknya. “Kamu kenapa si,Tya? Pandangin tu banner mulu, kurang-“ “Kurang kerjaan? Kamu minggir deh, Gema.” kataku datar seraya mendorong pelan pundak sahab

Petrichor

Petrichor “Kamu ingat? Kapan terakhir kali kamu bermain riang di bawah guyuran hujan?” Sore itu langit kembali beraksi. Menghibur puluhan anak bumi lewat nadi-nadi mutiaranya. Mengguyur puluhan mobil dan kendaraan lainnya yang terperangkap dalam kemacetan panjang yang tak ku lihat ujung pangkalnya dari mana. Sesaat halte bus ini sudah penuh sesak oleh kerumunan orang-orang yang berteduh. Tempias hujan menghujam kaki kami yang sebagian besar  hanya memakai sendal. Ku biarakan saja sang tetes kehidupan itu menyelimuti udara yang begitu ku rindu. Sudah lama aku menunggu kedatangannya. Karena sejak 2 bulan yang lalu dia absen tanpa ada cerita. Ya, tanpa ada cerita. Setidaknya hujan memberiku banyak kata-kata yang mampu ku rajut menjadi kalimat dan ku rangkai menjadi sebuah ide ide akan pesan untuk seorang diatas sana. “Shit! Rain is bad!” gerutu seorang pemuda yang dari ujung rambut hingga ujung kakinya basah oleh guyuran hujan. Dia mengumpat karena buku sketsanya tak sempat tersel