Menyoroti Filsafat Positivisme dan Post-Positivisme pada Desain Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

 

(Tanggapan Berupa Essay Kecil untuk Kelompok 2 Metpen Kuantitatif

S2 Pendidikan Fisika UM, September 2021)


(Fauzia Dwi Sasmita_210321868017)


August Comte, pelopor Positivisme,

Berpijak pada naturalisme,

Dengan menunjung realitas alam semesta,

Dia percaya bahwa sains memudahkan cara pandang kita terhadap dunia.

 

Dia mengangkat tinggi pandangan penelitian kuantitatif,

Menolak keras segala hal berbau metafisik,

Serta menghindari spekulasi dan dugaan tidak beralasan.

Karena baginya,

Segala hal harus berlandaskan data, fakta, dan realitas di depan mata,

Karena jika tidak, maka tidak ada satu pun yang bisa dipercaya.

 

Kuantitatif menawarkan ragam cara untuk manusia agar lebih mengenali dunianya,

Sebut saja survey sederhana untuk mengetahui apa cara belajar fisika yang paling disenangi oleh anak muda saat dia sedang jatuh cinta,

Bisa pula dengan cara deskriptif untuk menyatakan berapa lama waktu belajar anak muda yang tengah dimabuk asmara,

Bahkan bisa secara komparatif untuk membandingkan hasil belajar anak muda yang menolak jatuh cinta dengan anak muda yang sedang patah hatinya,

Tidak ketinggalan, cara korelatif dapat digunakan untuk menemukan hubungan antara anak muda yang sedang jatuh cinta dengan hasil belajar fisika pada materi termodinamika.


Ternyata, tahukah kita? 

Eksperimen bisa memprediksi siapa di antara dua kelompok anak muda yang hasil belajar fisikanya lebih baik; jika salah satu di antara mereka memperoleh perlakukan istimewa, seperti duduk berdampingan dengan seseorang yang disukainya.


Akhirnya cara-cara tersebut telah menggiring kita pada satu temuan yang paling menakjubkan,

Bahwa ternyata, segala hal bisa ditemukan.


***


Penelitian kuantitatif didasarkan pada filsafat positivisme yang dipopulerkan oleh August Comte. Aliran tersebut menyatakan bahwa ilmu alam adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik.  Filsafat positivisme juga tidak mengenal adanya spekulasi, sehingga semua didasarkan pada data empiris. Berbeda dengan penelitian kualitatif yang didasarkan pada filsafat postpositivisme yang berpendapat bahwa manusia tidak mungkin mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat jarak dengan realitas atau tidak terlibat secara langsung dengan realitas tersebut.

Beberapa contoh desain penelitian kuantitatif non eksperimen, diantaranya survey, Ex Post Facto, analisis data sekunder, penelitian deskriptif, penelitian komparatif (membandingkan), penelitian korelasi (mencari hubungan). Adapun penelitian kuantitatif eksperimen, meliputi true-experimental, quasi-eksperimental, subjek tunggal, dan pre-experimental). Sementara contoh desain penelitian kualitatif diantaranya adalah desain fenomenologi, desain etnografi, grounded theory, desain penelitian naratif, studi kasus dan penelitian tindakan.

Perbedaan paling mencolok antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif ialah bahwa penelitian kualitatif menggunakan konsep dan teori terdahulu (sebelumnya) untuk mengumpulkan data, sementara penelitian kuantitatif menggunakan data untuk menemukan konsep dan teori.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Egoku

A for Awesome ULM

Kilas Balik 2020