Rakyat Jelata Ikut Bicara
Penulis |
Segmen kali ini bener-bener bikin
gue yang tadinya udah mau tidur, mendadak merasa bersalah karena pikiran gue
dipenuhi sama montase buaya-buaya yang sebelumnya beredar luas di media.
Btw gue bukan pecinta binatang dan
gue juga bukan pecinta buaya (ofc). But,
nevertheless gue rasa pembantaian terhadap ratusan buaya yang terjadi di Sorong
itu tidak seharusnya terjadi. Karena apa?
Karena gini. Gue pertama kali merasa
sangat sangat sangat prihatin terhadap berita itu ketika gue lagi main twitter
(btw gue masih main di sosmed burung itu) dan ada cuplikan artikel dari majalah
luar negeri dengan short line "Hundreds
of Crocodiles Slaughtered in Retaliation for Attack on a Villager in Indonesia"
Dari situ gue langsung mikir, “Wow, udah nyampe ke luar Indo.”
Gue nggak bakal bahas kronologi dan apa yang memicu hal kayak
gitu bisa terjadi. Lo bisa searching dan baca sendiri kenapa orang-orang di
sana jadi bertindak sebagai demonstrator untuk menghakimi populasi buaya itu.
Yang gue sayangkan di kejadian itu
adalah cara penduduk memusnahkan mereka (buaya-buaya itu) dan gue rasa, menurut
opini gue, kekesalan warga tidak seharusnya dilampiaskan dengan sikap anarkis
kayak gitu. Lo semua yang udah nonton videonya atau yang udah liat fotonya juga
pasti merasa sangat prihatin. Gimana ya, ngomongnya, gue sampai nggak tau harus
menjelaskan keprihatinan gue, karena jujur gue juga merasa prihatin sama satu orang
penduduk yang jadi korban.
Tapi, konteks di sini adalah pembantaian
massal. Dan orang-orang ngelakuin tindakan kayak gitu rame-rame, jadi ajang
tontonan malahan. Gue sampai mikir, “Masa,
sih nggak ada satu orang pun di sana yang mencoba untuk menghentikan atau
melerai keanarkisan warga?”
http://riaureview.com/assets/berita/original/32508142059-buaya_dibantai_2.png |
Dari video yang gue liat, buayanya
di ambil dari penampungan gitu. Terus di pukul, kemudian badannya atau kepalanya
diarahin ke dinding kolam penampungan. Habis itu di lempar ke luar area, dan
ditarik-tarik sama anak-anak. Dan itu tidak dilakukan hanya pada satu buaya
aja. Lo bayangin ada 292 ekor?
Fantastic banget, kan?
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2018/07/15/cce15450-d274-4376-a22a-a5dc2f5f1ec2.jpeg?w=780&q=90 |
At least, kenapa harus ngebunuh
semuanya? Okelah kalau misal alasannya karena bentuk antisipasi, jaga-jaga, takut
kejadian yang serupa bakal terulang. Tapi, apakah harus dengan membantai
mereka? Emang nggak ada cara yang lebih logis? Yang lebih hewani (apalah)? Ngerasa
aman bukan berarti harus memusnahkan. Yaaa mereka bisa, kan panggil komunitas
atau lembaga terkait yang dapat mengelola ratusan buaya itu dan mindahin mereka
semua ke penangkaran yang emang punya legalitas (kayak buaya muara yang
sekarang lagi di TMII)? Nah, disitu menurut gue letak kesalahpahaman warga yang
berupaya untuk merasa aman.
Terus, dari yang gue baca, pemilik
buaya-buaya itu (yang punya penangkaran di sana) melarikan diri dan bikin warga
sekitar makin ngamuk. How I despise every single inch? Pelampiasan yang
bener-bener nggak masuk akal menurut gue. Kenapa nggak musyawarah buat nelpon
polisi dan nangkep pemiliknya aja?
Btw gue punya peliharaan, kucing,
Jono namanya. Masa mungkin, sih kalo gue lagi hilang kendali karena kaki gue di
gigit sama kucing tetangga, gue lansung bundelin (ngamuk) si Jono? Masuk akal,
nggak sih?
Yaaa, gimana jadinya orang-orang
yang punya perhatian sama binatang, especially sama hewan-hewan kayak gitu menyikapi
berita pembantaian di sana?
Lo semua
bisa nonton dan sekaligus baca di http://medan.tribunnews.com/2018/07/14/sadis-video-warga-transmigran-bantai-ratusan-buaya-usai-penyerangan-tewaskan-sugito
Suer gue merinding banget. Apalagi setelah gue baca kalo pihak pemerintah
udah bakar bangkai buaya-buaya di sana karena aromanya bener-bener nggak sedap.
Gue jadi mikir, manusia yang diciptain dengan sesempurna akal pikirannya, ternyata
nggak mampu menahan amarah terhadap mahkluk Tuhan yang nggak sepadan sama dia. Kita
nggak satu kelas dalam artian akal sama mereka, tapi sikap kayak gitu rentan
banget malah bisa ngecap kita sama kayak mereka.
Sekian dari gue.
Silahkan tinggalkan uneg-uneg dan opini kalian di bawah ini.
Komentar
Posting Komentar