Instrumen Tes
(Tanggapan Berupa Essay Kecil Penilaian Autentik
S2 Pendidikan Fisika UM, Februari 2022)
Essai Topik 3 (Pertemuan 4) : Instrumen
Tes
(Fauzia Dwi Sasmita_210321868017)
Nah, pada essay sebelumnya kita
telah mengetahui urgenitas penggunaan assessment dalam proses pembelajaran.
Assessment juga menjadi salah satu alat ukur dalam proses evaluasi. Evaluasi
sendiri tentunya membutuhkan tool
atau alat berupa tes. Dalam proses pembelajaran, pembelajran tes digunakan
untuk mengukur hasil belajar peserta didik dalam bidang kognitif.
Tau, ga, sih teman-teman, bahwa ternyata tes dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yakni tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan (praktik). Adapun pada tes tertulis sendiri terbagi menjadi dua bentuk, yaitu uraian (essay) dan objektif (objective). Dalam menyusun tes tulis, terdapat beberapa panduan yang perlu kita perhatikan, di antaranya:
a. Tes
harus dapat mengukur apa-apa yang dipelajari dalam proses belajar mengajar
sesuai
dengan tujuan instruksional yang tercantum di dalam kurikulum yang berlaku.
b. Tes yang
tersusun benar-benar mewakili bahan yang telah dipelajari.
c. Tes
hendaknya disesuaikan dengan aspek-aspek tingkat belajar yang diharapkan.
d. Tes
hendaknya disusun sesuai dengan tujuan penggunaan tes itu sendiri, karena tes dapat
disusun untuk keperluan : pretes/postes, materi tes, tes diagnostik, tes
prestasi belajar, tes formatif, dan tes
sumatif.
e. Tes
hendaknya dapat diguankan untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
f. Tes yang
disusun mempertimbangkan proporsi tingkat kesulitan dan kesesuaiannya dengan taraf kemampuan siswa.
g. Petunjuk
pengerjaan soal jelas dan bila perlu disertai contoh mengerjakannya.
h. Tes
disusun dengan mempertimbangkan kaidah-kaidah penulisan soal pada masing-masing jenis soal.
i. Penulisan soal menggunakan bahasa yang benar
Pada dasarnya langkah-langkah dalam
pengembangan instrumen tes lisan hampir sama dengan pengembangan instrumen tes
tulis, karena sama-sama digunakan untuk
menentukan penilaian pada aspek kognitif, hanya saja pada pengembangan instrumen tes lisan harus
memperhatikan kriteria tertentu. Adapun langkah-langkah
dalam pengembangan instrumen tes lisan adalah sebagai berikut:
1.
Menentukan kompetensi pengetahuan yang sesuai untuk dinilai melalui tes lisan.
2. Menyusun
indikator proses dan hasil belajar berdasarkan kompetensi pengetahuan yang dinilai melalui tes lisan.
3.
Menentukan kriteria kunci yang menunjukkan capaian indicator hasil belajar pada
kompotensi pengetahuan.
4. Menyusun
kriteria kunci ke dalam rubrik penilaian.
5. Menyusun
pedoman pertanyaan yang menunjukkan kemampuan menggunakan bahasa lisan,
sistematika berfikir, memecahkan masalah, mengungkapkan hubungan sebab akibat, dan mempertanggungjawabkan
pendapat atau konsep yang dikemukakan sesuai dengan pokok-pokok pertanyaan
evaluasi yang akan diajukan (memiliki
validitas yang tinggi, baik dari segi isi maupun konstruksinya) serta harus disiapkan pedoman
jawaban betul dan peskorannya).
6. Menyiapkan lembaran penilaian, berupa format yang akan digunakan untuk mencatat skor hasil penilaian keberhasilan menjawab setiap soal yang diajukan.
Instrumen tes dinyatakan baik, jika
apabila memenuhi kriteria/karakteristik, yakni:
1) Valid: tes dikatakan valid apabila tes benar-benar
mengukur apa yang seharusnya diukur.
2) Reliabel: tes dikatakan reliabel jika tes menghasilkan data
yang konsisten kapanpun tes dilaksanakan. Reliabilitas mengacu pada konsistensi
atau pengulangan tes atau pengukuran.
3) Objektif: tes dikatakan objektif jika tes dapat diskor
dipengaruhi oleh pendapat orang lain. Hal ini juga berarti interpretasi tiap
item oleh peserta tes.
4) Diskriminatif: tes dikatakan diskriminatif apabila tes
dapat membedakan antara siswa yang menguasai materi dan yang tidak menguasai
materi.
5) Komprehensif: tes yang komprehensif adalah tes yang cukup panjang dan jumlahnya sesuai.
6) Praktis: tes dikatakan praktis jika tes dapat dimanfaatkan.
Komentar
Posting Komentar