Perjalanan Singkat





Hello!

Setelah sekian lama nggak ngepost apa-apa, kali ini Alhamdulillah I wanna typing something. Ofc about my holiday yang kurun waktunya lebih dari seratus hari.

Dihitung sejak libur semester dimulai, diterusin sama bulan Ramadhan, terus Idul Fitri, sampe Idul Adha. There was so many time I had spent.

Alhamdulillah di sela-sela waktu itu, I’ve done my Aksara Rasa. Well, itu revisinya ampe puluhan kali. Mulai dari revisi diksi, revisi tulisan, revisi tanda baca, revisi kalimat penghubung antar kalimat antar kata, ampe revisi ending buat cerita Alya dan Arfian.

Sebenernya, sempat stuck juga, sih. Apalagi Aksara Rasa sebelumnya, kan dipublish dalam bentuk cerpen. Jadi, menghidupkan karakter dan konflik dalam novelnya emang sedikit susah.

I mean that I got pretty good idea. Fortunately, abis Aksara Rasa selesai, I rebuild Aryasatya Harianja’s story life In the other chapter book, Galaksi Hati.

But, it’s not very likely if I open Arya’s. So, for this moment of time I like to share all about Aksara Rasa’s journey. Just.

Senin, 5 September kemarin, I was go to TIKI. Ya, secara, pake jasa pengiriman yang dulunya juga I ever tasted. Karena kantong anak rumahan yang tiga bulan nggak dapet uang saku, currently it makes me took a regular item. Nyampe ke Yogya kisaran tiga ampe hari, dengan biaya paling murah seantero dunia.

Dari Website Media Pressindo, sih, seleksi naskahnya butuh waktu tiga atau paling lambat empat bulan. And I ever read someone’s story on his posted’s blog, dia bilang dia dikabarin nggak nyampe dua bulan. Dihubungin lewat email, dan dikasih tau naskah dia nggak bisa diterbitin.

Ya Allah, when I read the editor’s, I felt “Apa bener Aksara Rasa bisa?” “Kalo ntar ditolak LAGI, gimana?”

I replay the same questions in my mind for a thousand times.

Sampe akhirnya, I searching for goodread, and looking for novel-novel terbitan sana. Abis baca review dan a little part of story, I try to make me believe, I can get what I’ve been lost three years ago.

Gimana ya, antara gugup dan takut. Takut dengan semua kemungkinan yang nggak siap buat diterima. Dulu, pas banget waktu three years ago, I did. Dan hasilnya ditolak. Rasanya kayak dunia berhenti berputar selama beberapa saat, dan percepatan perputaran bumi menjadi bernilai negative di mana waktu kemudian bergerak sangattt lambat.

Sangking frustasinya, I left it. Pindah haluan, dari yang fokusnya dunia tulisan ke dunia public speaking. Selama itu, I joined story telling dan Alhamdulillah hasilnya nggak mengecewakan. Ya, nyumbang piala buat SMA lah. Further journey, I get a chance to fall in Debating Competition. Bareng sama partner yang emang luar biasa, we are going to national event. Setelah sebelumnya juara tingkat kota dan provinsi. Yah, walaupun hasilnya pas di nasional nggak muluk-muluk amat, setidaknya masih bisa bawa nama baik lah.

Sibuk sama dunia debat, at least, a million ideas suddenly pada nongol. SEENAK JIDAT. Rasanya kepala penuh sama ide-ide yang nggak tahu datangnya dari mana. And finally, bisa terealisasi satu ide lewat Aksara Rasa yang selesai dirampungkan dalam waktu seratus dua belas hari.

I’m so glad banget. Allah ngasih ide dan waktu yang Alhamdulillah nggak kebuang secara sia-sia. Sebenarnya ini bukan ambisi, sih. But, I just wanna left something even I don’t present anymore. Ada banyak hal yang belum pernah dirasain, dan Alhamdulillah bisa dirasain, terutama buat semua pengalaman dalam dunia public speaking.

And I still wanna see my name mejeng di rak-rak toko buku. Itu satu keinginan dalam daftar “My twenty years?” yang belum terealisasikan. Masih penasaran gimana rasanya. Masih penasaran, how is the ending of the story that I make?

So, buat kalian yang nyempatin baca postingan ini, I’m begging to you, guys. Semoga Aksara Rasa lulus seleksi. Bisa diterbitkan secepat mungkin. Terus punya banyak dampak postif buat orang-orang yang baca ceritanya.

Aamiin.

Well, sampai di sini dulu, ya.

Sampai ketemu di lain kesempatan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Egoku

A for Awesome ULM

Kilas Balik 2020