Favourite
Yuhu, ini postingan pertama di
awal bulan Februari. Well, yang pada lahir di bulan kedua Kalender Masehi ini
musti flashback sedikit ke belakang, deh buat nyari tau makna Februari dari
sudut pandang berbagai negara di dunia. It has a blast, really.
The last old days, I give it a
shot dan sempat baca-baca dari beberapa artikel kalo bulan Februari itu diambil
dari Bahasa Latin, Februus (yang artinya dewa penyucian).
At least, gue sempat takjub
sendiri, there’s so many culturally object yang nggak pernah luntur di makan
waktu. Emang, sih, kalo kita bicara kebudayaan, itu artinya kita bicara tentang
segala aspek kehidupan manusia. Mulai dari aspek ekonominya, aspek ideologinya,
aspek kesehatannya, aspek hubungan sosialnya, and the others which impossible
to put one by one.
Into the title of this posted, so
what’s your favourite? (Pembukaannya rada nggak nyambung, ya???)
Surely, ini bukan buat interogasi
atau semacam beberin activity, ya. Just to tied what’s my favourite and your
favourite.
Nah, di umur yang udah nginjak
kepala dua ini, I still have and I still to intend to tend to attempt crazy
about the things in the past years. Masih doyan aja, gitu. Mungkin nggak
terlalu expert, sih. Tapi, ya, bisa nambah-nambah pengetahuan.
There’s just a little amount of
water that I want to save in the deepest of my memory.
1. Cosmology
Well, salah satu alasan kenapa I
do love Physics adalah karena astronominya. Ya, skala kecil dari kosmologi bisa
kita pelajarin sedikit dari astronomi.
Nggak tau aja, kenapa bisa suka
bangettt ngettt ngett kalo bahas atau diskusi masalah yang kayak beginian.
Awalanya itu dulu karena gue
pernah nggak sengaja ngebaca buku paket Geografi anak SMA. Nah, karena gue dulu
rada-rada nggak bijak gitu, bukannya baca daftar isinya dulu, ehhh gue malah
bolak-balik lembaran bukunya aja. Sampai pada di satu titik (cielah) di mana
gue liat penampang benua. Terus ada penjelasannya tentang teori pembentukan
bumi.
Dan itu kayak magnet antara planet
sama satelitnya, guys. Akhirnya gue mutusin buat balik ke depan halaman dan
baca sekilas daftar isinya. Gue lupa di bab pertama bukunya bahas apaan. Yang
pasti retina gue nggak begitu tertarik. Hingga the alphabets menampangkan
judul yang judulnya sendiri gue juga nggak ingat, pokonya bahas pembentukan
jagat raya dan tata surya gitu.
Meleset lah gue ke halaman itu.
And I was in good spirits. I still remember these names; The Big Bang Theory,
The Oscillating Theory, terus Steady State Theory. Till this moment of time I
could arrange the Solar System’s formation and evolution as the number on the
book. Start from Nebular Hypothesis, Planetesimal Hypothesis, Tidal
Hypothesis, and Protoplanet Hypothesis.
Dari situ I’m on top desire to
know all about that. Mulai baca-baca buku antariksa di Perpustakaan Daerah.
Mulai jatuh cinta sama Solar System; sama The sun, The moon, planets,
satellite, comets, asteroid, meteor. Terus nyari tau karakteristik mereka, how
they can be, searching di situs NASA juga.
Serius nih guys, wawasan tentang
hal itu bikin kita kayak menjelajah alam semesta. Padahal baru bahas a little
part of Milky Way Galaxy, kan? Baru satu galaksi, takjubnya udah nggak nahan.
2. Mythology
Nah, ini mungkin efek karena gue
keseringan baca-baca artikel yang bahas tentang astronomi. I fell in love with
its mythology. Bayangin nih, gue pernah baca buku Shakespeare, and then I found
the beautiful name, she is “Miranda” the woman who won’t ever
get married. Ehhh, nggak taunya Miranda juga satelitnya Uranus yang
dari forum-forum Sains dibilang sebagai satelit paling jelek di Solar System.
Dari sosok Miranda itulah finally
gue nambah wawasan tentang cerita-cerita masyarakat Yunani. Gue jadi kenal
Titan, kenal Rhea, kenal Zeus, kenal Andromeda, kenal Atlas, kenal Hera. Tiap
malam kalo langitnya bagus, gue bisa narik garis-garis tiga dimensi buat bikin
rasi bintang. Gue jadi kenal dunia zodiak di bidang ekliptika, gue jadi tau
gimana bentuk Orion, tau bentuk Summer Triangle. Gue bisa bedain mana bintang
beneran mana bintang senja. Gue juga bisa tau, mana Alnita, mana Alnilam, mana
Mintaka, mana Betelgeuse, mana Bellatrix, dan mana mana Rigel. (fyi I do love
with the last one.)
Karena Mitologi juga, gue bisa ngurutin
tujuh bintang paling terang di langit malam. Mulai dari Sirius, Canopus, Alpha
Century, Arcturus, Vega, Capella, and Rigel. Gue bisa bedain mana meteor, mana
meteroit, mana meteoroid. Pokoknya mitologi ngasih sejuta feed back yang luar
biasa bangettt.
3. Music Instrument
A song tell us the story through
its lyric.
Tapi entah kenapa gue lebih suka
sama musik instrumen. Gue lebih suka dengerin suara violin, suara piano, suara
okulele, suara gitar akustik yang kayak uplifting gitu. Gue lebih suka denger albumnya
Sung Ha Jung (especially for the tracks; Gravity, Milky Way, Backpacking, Carol
In Spring). Gue lebih doyan muter instrumennya Gardika Gigih, lebih seneng
dengerin channel MorningLightMusic berulang-berulang. I dunno why, I just do
love it.
Tapi, bukan berarti gue nggak suka lagu-lagu yang pakai verbal. Cuman genre-nya aja yang nggak kayak kebanyakan orang. Yaaa nggak tau juga, sih gue lebih demen dengerin lagu yang genre-nya indie-folk gitu. Cuz of the great instrument. Jadi, kalo dengerin musik genre indie-folk, itu instrumennya berasa bagusss sangattt, serius. One of them is Sleeping at Last and Banda Neira. You musta try to listen theirs!
4. Cacti
Apaan, tuh Cacti? Itu lho
keluarganya Cactaceae. Biar lebih jelasnya nih, ya K-A-K-T-U-S.
Gue juga bingung kenapa gue jadi
suka banget sama kaktus. Padahal kan gue cewe, yaaa mustinya suka mawar, suka
anggrek, suka tanaman-tanaman cewe gitu, deh.
Dulu Ibu gue punya tanaman mawar
merah, subur banget tuh. Bunganya banyak banget. Ehhh, taunya karena salah
perawatan (nggak dipindahin ke pot yang agak besaran), tuh mawar jadi mati.
Gue jadi mikir, cantik-cantik tapi
nggak strong. Payah.
Terus dulu gue punya kaktus
rumahan gitu, tanaman sekulen. Namanya aja kaktus bola, tapi durinya sih nggak
sakit, cuman rada geli gitu aja. Terus karena gue orangnya pelupa, tuh kaktus
jarang banget gue siram. Gue biarin aja dia kena pendingin ruangan. Bahkan kalo
gue pulang sekolah agak sorean, tuh kaktus gue jemur dari pagi sampai gue balik
ke rumah jam lima.
And guess what? Tuh kaktus nggak
kenapa-napa. Sehat-sehat aja. Subur-subur aja.
That’s why I put my heart to
cacti. They are beautiful in my eyes, too beautiful. And its beauties is toward
them to being so strong with condition somehow.
5. Being Alone?
Jadi kalo ngerumpi sama
teman-teman SMA gue, kadang kita bahas hal-hal yang absurd. Kayak misal gue
pernah bilang gue sering nonton bioskop sendirian. Terus yang lain pada ngakak.
Bingung gue, apanya yang lucu.
Yaaa, lucu, sih kalo misal nggak pernah nyoba. Menurut gue, sih nonton
sendirian itu asyik. Nggak perlu atur-atur jadwal dulu, nggak perlu bingung
milih tempat duduk, nggak perlu diskusi dulu mau nonton film apa. Ya, sekalipun
kiri-kanan gue pada punya komplotan masing-masing, tapi yaaa gue nyante aja.
Pasang muka paling nggak berdosa aja, toh kalo filmnya mulai orang-orang di
bioskop juga nggak bakal fokus ke gue, fokusnya ke layar di depan mata.
Tapi, gue emang doyan banget ke
mana-mana sendiri. Makan ke kantin kampus juga sering banget sendirian. Sempat
dulu rasa kikuk gitu karena diliatin orang makan sendirian. Tapi, karena udah
biasa, jadinya ya biasa aja. It feels kayak usual people around me, gitu.
Kalo pulang kampus, terus gue
lapar di tengah jalan, ya gue mampir ke kedai-kedai makan gitu. Makan mie ayam,
mie goreng, Soto Jawa, es kelapa, batagor, pecel, lalapan ayam, pempek, jus
melon. Dan itu sendirian.
Teman SMA gue sering banget ketemu
gue di kantin kampus. Dianya bareng ama temennya, guenya nongki sendirian.
Emang, sih, nggak ada teman ngobrol. Tapi, tetap aja gue lebih suka sendirian.
(Insha Allah bentar lagi bakal bedua, sama Imam. Imam keluarga maksudnya.)
Gue waktu keliling toko buku
eceran, markirnya di ujung utara, jalannya ampe ke ujung selatan sendirian.
Rada somplak, juga, sih. Tapi, gue orangnya kalo udah milih-milih buku itu
lamaaa. Jadi, rada nggak enakan juga kalo mau minta temenin.
Cobain deh. Awkward? Nggak lagi,
serius asyik!
Nah, sekilas dari sekian banyak
hal-hal yang masih gue banget sampai sekarang.
And you?
What’s your favourite?
Please don’t say me. (Jokes)
Komentar
Posting Komentar