Pesan Eirene
DC : ~ Pagi itu aku menatap sekeliling langit dengan penuh ragu. Masih ku dapati bulan yang bersinar terang dengan berhias birunya rona malam. Sesaat aku menghembuskan nafas panjang begitu melirik arloji di lengan kiriku; 05.50. Jangan-jangan Rangga hanya ingin mengerjaiku saja? “Rara!” dari kejauhan, ku lihat seorang anak laki-laki yang melambaikan tangan kanannya seraya berlari ke arahku. Bayangannya seolah berbaur dengan tanah karena terpantul cahaya remang dari lampu di pinggir jalan. “Maaf, telat ya, Ra!” ku dengar keluhan anak laki-laki keturunan Indo-Paris itu begitu dia sudah sampai di depan pagar rumahku. Nafasnya masih ngos-ngosan karena berlari mengejar waktu. “Besok-besok aku gak ikut kalau janjinya jam segini lagi.” kataku seraya melangkah meninggalkan Rangga pergi. 10 menit menanti kedatangannya sama seperti menghabiskan waktu satu jam penuh. Relativitas memang berlaku saat menunggu, bukan? “Yakin?” tanya Rangga seraya membuntut...